Nama : Pajarihin Ritonga
Badko Riau-Kepri
Qur’an Surah Al-Imran ayat 190 ( Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ).
Imam Al-Ghazali mengatakan “Bantinglah otak mu untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan Jiwa”.
Upaya untuk menghubungkan dan memadukan antara Sains dan Agama, tak harus berarti menyatukan atau bahkan mencampur adukan karena identitas atau watak dari masing-masing kedua entitas itu tak mesti hilang atau sebagian orang bahkan akan berkata harus tetap dipertahankan. Jika tidak, mungkin saja yang diperoleh dari hasil hubungan itu “bukan ini dan bukan itu” dan tak jelas lagi apa fungsi dan manfaatnya. Integrasi yang diinginkan adalah integrasi yang “konstruktif” hal ini dapat dimaknai sebagai suatu upaya integrasi yang menghasilkan kontribusi baru untuk Sains dan Agama yang dapat diperoleh jika keduanya tidak terpisahkan.
Manusia disuruh untuk mempelajari ciptaan Allah yang berhubungan dengan makhluk/benda hidup dengan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan organisme atau benda hidup adalah biologi dan Al-Qur’an telah mengisyaratkan pentingnya ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pencariannya sebagai ibadah serta Al-Qur’an juga menegaskan bahwa statusnya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Dengan demikian, dalam pandangan Al-Qur’an mengenai Sains dan Agama merupakan dua hal yang terintegrasi.